Singkawang – Ketika berumur 16 tahun, seorang pria pendatang di Singkawang raganya dirasuki oleh Dewa ‘Thai Shin Ja’. Beliau meninggal dunia pada usia 74 tahun dan mewariskan kemampuan ini kepada cucunya. Beliau juga memiliki putra yang memiliki kemampuan serupa, namun putranya tidak dirasuki dewa yang sama.

Dalam keseharian hidupnya, beliau adalah seorang Pegawai Negeri Sipil Dinas Pertanian. Saat itu, namanya langsung terkenal, menjadi perbincangan di se-antero Singkawang karena Dewa ‘Thai Shin Ja’ yang populer dikenal dengan sebutan ‘Sun Go Kong’.

Dewa ini turun ke cucu dari putra bungsunya yang bernama Chie Jun Fo. Saat ini usianya 48 tahun, dan telah menjadi Tatung selama 30 tahun. Tak hanya sampai di sini, berikutnya kemampuan ini kembali menurun kepada cicitnya, putra dari Chie Jun Fo, ketika berumur 16 tahun.

Cicitnya yang mewarisi ini bernama Chie Kui Nen sekarang berusia 20 tahun. Malam itu kami berbincang banyak bersama ayah (cucu) dan anak (cicit) ini. Diceritakan bahwa ketika Dewa ini memasuki tubuh mereka, akan langsung melumuri wajahnya dengan Fung Fa (bedak berwarna merah) dan berlompatan kesana kemari, berprilaku layaknya kera. Cicitnya pun bercerita, sebelum Dewa memasuki tubuhnya, ia akan merasakan sakit kepala yang luar biasa sakitnya sampai bisa berteriak, ketika selesai, setelah Dewa keluar kembali dari raganya, terkadang juga badannya merasa pegal-pegal atau sakit-sakit karena atraksi Dewa ini yang prilakunya sangat aktif sekali.

Banyak sekali hal menarik yang kami rangkum. Tongkat yang biasa mereka pakai ketika atraksi pun, tak boleh sembarang diperlihatkan.
“Harus izin terlebih dahulu dan atas izin Dewa baru boleh dikeluarkan. Tongkat ini juga telah turun-temurun dari kakek buyut”, terang Chie Kui Nen (cicit).
Di salah satu sudut Vihara mereka yang bernama ‘HUT CHE THIAN THAI SHIN’ yang telah berusia 144 tahun ini terdapat satu tandu yang sudah tua. Tandu ini memiliki sebuah tempat di dalamnya yang sangat kecil, seperti sebuah aula kecil, tetapi logikanya tidak mungkin seorang manusia normal bisa masuk ke dalamnya.
“Kisahnya adalah, konon dahulu tandu ini dipergunakan kakek buyut untuk berlatih dan bermain di dalamnya dengan tubuhnya berubah menjadi ukuran sangat kecil/mini”, cerita Chie Kui Nen (cicit).


Tatung-tatung Singkawang memang sangat luar biasa dengan segala khasnya. Tertarik melihat secara langsung? Jangan lewatkan Perayaan Imlek dan Cap Go Meh Singkawang 2020 mulai 23 Januari 2020 sampai dengan 09 Februari 2020. (db)